Jumat, 12 Maret 2021

Isra' Mi'raj

Peristiwa isra’ Mi’roj adalah demosntrasi Alloh akan kekuasaan Alloh SWT, sebagaimana Alloh memberi tanda tanda kekuasaan Alloh di  langit, di permukaan bumi dan diantara keduanya, bahkan di dalam tubuh kita sendiri. Sampai akhirnya ada kersimpulan bahwa semua ini ada pencipta, ada pengelola dan ada yang mengatur.

QS. Fushilat 53. Akan kami pertunjukkan tanda 2 bukti keesaan Alloh di jagad raya bahkan dalam diri mereka sendiri. Tanda2 rububiyah Alloh. Ada takaran. Tidak mungkin dibuat oleh sesuatu yang tidak berilmu. Ini agar mereka mengakui bahwa Alqur’an itu haq, benar tidak ada yang meragukan. Alloh Maha melihat atas segala-galanya. Tidak sehelai 1 daun pun yang jatuh tanpa catatannya.

Isro’ Mi’roj pelakunya Alloh. Tidak usah bertanya, kok bisa begitu. Karena bukan manusia yang melakukan, yang perlu proses. Ini tidak perlu proses. Peristiwa spectakuler, yang tidak akan terpecahkan sampai kiamat. Hamba Alloh yang diperjalankan, sehingga tidak boleh dikultuskan. Sebelumnya, ada pengkultusan, seseorang anak lahir tanpa bapak, dianggap anak tuhan. Bahkan adam lebih hebat, tanpa abap dan ibu. Kan tidak pernah adam bin bla bla bla.

Ini bukanlah perjalanan rohani dan bukan perjalanan mimpi. Ada fisiknya. Ingat hamba, itu ada jasadnya. Hanya sebagian malam. Sudah bisa PP dari perjalanan yang super jauh. Dari Masjidil Harom ke Masjidil Aqsho (maknanya; yang paling jauh, 1 bulan berangkat 1 bulan pulang pakai onta). Diberkahi di sekilingnya, diberikan kebaikan-kebaikan yang banyak. Banyak nabi dan rosul yangh diutus yang lahir di sekitar itu. Dari 120 ribu nabi, mayoritas lahir disana. Tanahnya lebih subur dari tempat lain. Yang ada kubah emas (dome of rock) itu bukan masjid al aqsho, tapi ada di seberangnya.

Perisitiwa isra’ mi’raj adalah SEBAGIAN saja dari kekuasaan Alloh.

Penutup kalimat ini unik, Sungguh Dia maha mendengar dan maha melihat. Ternyata ini konteks doa rosul, karena terjadi tahun ke 12 kenabian. Sebelumnya rosul berda’wah ke Taif, sebelumnya ke para jamaah haji, sebelumnya ke seberarang laut merah (habasyah/eritria, ibukotanya asmara, pelabuhan jibouti). Ini sebelum peristiwa hijrah. Saat itu orang mekah banyak yang menolak dakwah rosul. Harapannya ketika di taif, diterima ternyata malah dihujani batu, berdarah darah. Rosul mengadu ke Alloh, betapa tidak berdayanya dia. Betapa diremehkannya. Doanya orang tertindas manjur. Asal engkau tidak murka, saya tidak peduli itu semuanya. Sampai di makkah, rosul dipanggil ke langit. Itulah sebabnya Alloh maha mendengar (doa) dan maha melihat. Ini hiburan. Langit yang begitu luas siap menerima dan siap menjamu rosul. Ini adalah TES keimanan umat islam, karena tahun berikutnya ada perintah hijrah. Hijrah lebih berat, harus meninggalkan seluruh milik mereka (menjadi pengungsi). Bahkan nyawa terancam. Ada yang tidak lulus, jadi mutad. Ini bukti nyata bahwa Muhammad pendusta. Tidak mungkin perjalan jauh tapi dalam hitungan jam. Ada yang lulus tapi ragu ragu, karena hijrah itu bukan rukun islam. Jadi tetap saja di mekah. Akhirnya diancam neraka jahanam.

Yang bisa masuk ke sidratul Muntaha hanya rosul, jibril tidak sanggup karena akan terbakar habis. Hanya di syurga umat mukmin diberi kenikmatan yang paling besar yaitu bisa melihat Alloh secara langsung. Saat itu raut muka orang beriman berseri seri. Sidroh = pohon, tidak ada yang tahu seperti apa gambarannya. Hanya rosul saja yang pernah ke sana.  

Satu-satunya SYARIAT yang harus menghadirkan rosul menghadap Alloh secara langsung. Syariat lain turun di bumi dengan perantara Jibril. Sebelum itu, sholat belum merupakan kewajiban, hanya sosialisasi, hanya 2 rekaat pagi dan petang hari, menghadap ke baitul maqdis. Setelah hijrah (tahun ke 2 setelah hijrah), ditandai dengan masjid kiblatain. Saat itu rekaat pertama menghadap baitul maqdis, ketika tengah sholat turun perintah, dan berubah menghadap ka’bah.

Sholat itu mi’roj nya orang mukmim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar