Sabtu, 25 Juli 2020
Adab dengan Teman Sejawat (Mitra Kerja)
Karunia TERBESAR
Masuk syurga bersama Rosul
Masuk Syurga bersama Leluhur
Jumat, 10 Juli 2020
Masuk surga rame-rame
Ini topik menarik, karena semua
manusia ingin masuk surga. Informasi di Al Qur’an tentang segala hal yang menakutkan
dengan yang menggembirakan itu seimbang. Orang muttaqin lebih tinggi dari
beriman. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam surga dan
kenikmatan (QS: 52:17)
Di surga tidak ada yang menggelisahkan apalagi yang menyakitkan. Kenikmatan
itu umumnya berupa tempat tinggal, kemudian makanan, terus pakaian dst. Tidak
ada kesusahan sama sekali. Digunakannya kata benda untuk tempat tinggal di
surga, karena untuk bersenang-senang selamanya. Kalau pakai kata kerja,
terbatas waktu (ada past, present, future). Kenikmatan surga tidak ada
padanannya dengan kesenangan dunia. Mereka diselamatkan (dijaga) dan dipelihara
oleh Tuhan mereka dari adzab neraka jahim. Puncak kenikmatan saat itu ada 2,
yaitu ada di surga dan selamat dari neraka.
Jagalah dirimu dan keluarga dari
api neraka. Jangan beriman sendirian, tetapi ajak juga keluarga kita. Malaikat akan
menyambut mereka. Malaikat berkata: makanlah dan minumlah dengan penuh
kenikmatan. Tidak ada makanan surga yang berakibat negatif. Berbeda dengan di
dunia, gula itu manis tapi dampaknya bisa buruk bagi tubuh. Itu semua
disebabkan karena amal perbuatan saat di dunia. Penentu masuk ke surga adalah
karunia dan rahmat Alloh yang wujudnya Al Qur’anul Kariim. Meskipun dosanya lebih
banyak dari pahala, akhirnya akan dimasukkan ke surga juga, karena karunia Al
Qur’an. Maka jangan sia-sikan Al Qur’an. Tapi ingat, modal utamanya adalah
keimanan dan amal sholih.
Berikutnya gambaran tempat
tinggal di surga. Ada tempat untuk bersandar dan bersantai yang tertata rapi.
Terbuat dari emas dihiasi batu permata dan mutiara. Dan diberi pasangan hidup
yang jelita. Di surga itu tidak ada cemburu, cemburu hanya ada di dunia. Istri
solihah itu jadi ratunya bidadari. Bagi yang beriman, namun belum sempat berbuat
amal kebaikan. Iman yang elementer, masih tipis, tapi jika dia mempunyai anak
keturunan yang juga beriman, maka yang bersangkutan dimasukkan surga dan diberi
kenikmatan surga yang setara dengan anak keturunannya. Hal ini karena doa anak turunmnya. Ini artinya
seorang anak bisa meningkatkan derajat orang tua. Begitu pun sebaliknya. Anak
bisa mendapat kenikmatan setara dengan level orang tuanya yang disurga, karena
doa orang tuanya. Tidak sedikitpun mengurangi amalan (pahala) orang
tuanya.
Setiap orang itu tergantung pada
amal usahanya, ini menentukan nasibnya
di akhirat. Penghuni neraka kalau punya iman, walaupun sedikit tetap akhirnya
akan diangkat ke surga. Karena rahmat dan rohimnya Alloh SWT. Tentu dosanya
harus dibakar dulu di neraka. Ingat, jika kulit terbakar selalu diganti dengan
kulit yang baru. Kenapa demikian, agar terus menerus merasakan pedihnya adzab.
Secara ilmiah bisa dibuktikan. Ternyata jaringan syaraf yang merasakan sakit
adalah kulit (permukaan), tidak sampai
daging.
Dan kami tambahkan kepada mereka (yang masuk surga) buah-buahan (termasuk sayur-sayuran). Ini protein nabati. Makanan surga itu pasti baik. Ditambah daging (protein hewani). Ditambah dengan segala makanan mereka suka. Segala yang menarik selera mereka, telah disediakan. Termasuk juga ada daging burung. Ini menngisyaratkan bahwa daging burung itu ada keistimewaannya. Berikutnya, mereka saling menawarkan kepada yang lain, gelas–gelas piala. Disana ada khamr. Khamr artinya penutup, yaitu menutup fungsinya akal. Apapun wujudnya, padat, cair, gas, atau permen dst. Tapi khamr di surga sama sekali tidak memabukkan. Tidak mengakibatkan ism (dosa). Di dunia laki-laki diharamkan pakai emas dan sutra, di surga laki-laki boleh memakainya. Dan itu sangat bermanfaat bagi fisik.
Gambaran kenikmatan lain,
berkeliling diantara mereka, remaja sebagai pelayan-pelayan yang kegantengannya
tak tertandingi. warna kulitnya seperti mutiara yang tersimpan. Kalau
pelayannya seperti itu, bagaimana yang dilayani. Kata Rosul: bagaikan bulan dan
bintang. Maka tentu tidak ada rasa khawatir, takut, gelisah, stress. Stress hanya
di dunia. Orang beriman seharusnya tidak mengenal stress. Mereka saling
bercengkrama antar sesama. Mereka saling bertanya. Dulu ngapaian saja di dunia
kok sekarang di surga yg penuh kenikmatan?. Mereka berkata, sungguh kami dulu
di dunia, kami di tengah-tengah anggota keluarga, kami merasa takut adzab neraka. Menjaga diri, selalu
tunduk patuh pada Alloh SWT.
Jadi takut itu boleh. Takutlah
hanya pada Alloh, malah hal ini diperintahkan. Tidak boleh takut selain Alloh. Pada
saat Umar bin Khottob mengangkat panglima pada seseorang, anehnya orang
tersebut malah memberi syarat pada Umar. Kalau jabatan itu di tempat basah
jangan tawarkan ke aku. Dia punya 25 ribu pasukan untuk melawan musuhnya yang
berjumlah 150 ribu, 6x lipat. Kalau untuk berperang di jalan Alloh berikan ke
aku. Dia tidak takut mati sama sekali. Dia beranggapan mati itu segera ketemu
Alloh.
Berikutnya Alloh memberi
anugerah, diselamatkan dari adzab neraka yang sangat panas. Sungguh dulu waktu
di dunia selalu beribadah kepada Alloh SWT. Ternyata kisah mereka itu sama
ketika di dunia, taat sama Alloh dan takut pada adzab. Kuncinya, jangan sampai
mempertuhankan selain Alloh termasuk hawa nafsu. Musrik itu penghalang seseorang
masuk syurga. Jadi insyaAlloh kita bisa masuk surga beserta anak turun kita.