Kamis, 12 November 2020

Teknik Bertanya

 Salah satu metode pembelajaran yang bermakna adalah metode bertanya. Metode ini mampu mengaktifkan pikiran. Ini sudah dicontohkan Rosululloh kepada kita. Berikut ini contoh – contohnya.

Contoh 1. Rosululloh bertanya, bagaimana pendapat kalian jika di depan rumah kalian ada sungai?. Penghuni rumah itu bisa mandi kapan saja. Apakah masih tersisa kotoran yang melekat pada tubuhnya, jika penghuni itu mandi 5x dalam sehari?. Ini pertanyaan imajinatif.  Sahabat menjawab, tentu tidak ada yang tersisa kotoran. Itulah perumpamaan sholat 5 waktu. Alloh menghapus semua dosa jika kita menegakkan sholat. Ada 2 pelajaran penting dalam hadis ini. (1) bagaimana rosul itu mengajar dengan cara bertanya (2) bagaimana rosul membuat perumpamaan yang bisa dirasa. Dari abstrak dibawa ke konkrit. Air sungai diibaratkan sholat.

Contoh 2, sebuah hadis dari sahabat Abdulloh bin Amr bin Asy. Rosul pernah bertanya. Tahukah kalian siapa seorang muslim sejati itu? sebenarnya ini mudah dijawab, yaitu orang  yang bersyahadat. Tapi sahabat tahu bukan itu jawabnya. Pasti ada jawaban yang lebih dalam. Akhirnya sahabat menjawab. Hanya Alloh dan Rosulnya saja yang tahu.  Kemudian Rosul menjawab begini; orang muslim adalah orang yang semua orang muslim selamat dari kejahatan tangan dan lisannya. Berikutnya, siapa orang mukmin sejati itu. Dijawab, orang yang semua orang mukmin merasa aman (harta, diri) darinya. Berikutnya Rosul bertanya lagi, siapakah orang yang berhijrah itu?. dijawab orang yang menghindari keburukan dan dia bisa menjauhkan diri dari perbuatan yang buruk tersebut.

Contoh 3. Hadis dari Abu Hurairah. Rosul bertanya, tahukah kalian siapa orang yang bangkrut itu?. sahabat menjawab, yang tidak punya dirham, tidak punya barang apapun. Itulah orang yang merugi. Rosul tidak menyalahkan. Tetapi beliau ingin memberikan makna yang lebih dalam lagi. Orientasi dunia akhirat. Rosul menjawab orang yang datang membawa pahala sholat, zakat, puasa dll tetapi dia juga membawa dosa karena menghina orang lain, menuduh tanpa bukti, membunuh, atau memukul orang lain dsb. Karena dholim pada orang maka pahala kebaikan diberikan pada yang didholimi. Ketika pahala sudah habis, maka dosa yang didzalimi diberikan kepada orang tersebut. Akhirnya orang tersebut di lempar ke neraka.

Contoh 4. Diriwayatkan oleh Imam muslim dari sahabat Umar bin Khottob. Yakni pertanyaan malaikat Jibril, tentang islam, iman, dan ikhsan. Ketika kami sedang duduk-duduk dengan Rosul, tiba-tiba datang seorang laki-laki yang bajunya putih bersih, berambut sangat hitam, bahkan tidak terlihat bekas-bekas dari jauhnya perjalanan. Tidak satupun sahabat pernah mengenalnya. Ini artinya Umar mendiskripsikan dengan detil.  Duduknya seperti murid yang punya akhlak. Menyandarkan lutut nya dengan lutut nabi. Duduknya sangat dekat dengan nabi. Tanganya diletakkan seperti saat duduknya sholat. seperti inilah seharusnya duduknya murid di depan gurunya.

Orang tersebut bertanya, wahai Muhammad beritahu saya, apa islam itu?. Rosul menjawab islam itu syahadat, sholat, zakat, puasa, haji. Orang tersebut bilang, engkau benar. Umar terkejut dan takjub. Bagaimana mungkin orang itu tahu. Dia orang asing dan bertanya, harusnya bertanya karena tidak tahu kok malah membenarkan. Padahal menurut sahabat ini pertanyaan sulit. Pertanyaan 2, Wahai rosul beritahu aku tentang iman?. Rosul menjawab iman kepada Alloh, malaikat, rosul, kitab, hari kiamat, dan qodho qodar. Orang itu membenarkan lagi.  Pertanyaan 3. Wahai rosul beritahu saya apa itu ikhsan?. Rosul menajawab anda harus beribadah pada Alloh seakan-akan engkau melihatnya, jika tidak mampu yakinlah bahwa anda dilihat oleh Alloh. Jika meyakini Alloh selalu hadir saat ibadah, inilah derajat iman yang paling tinggi. Pertanyaan 4, wahai rosul, Kapan hari kiamat? Rosul menjawab. Orang yang ditanya sama tidak tahunya dengan orang yang bertanya.  Inilah kesempurnaan orang berilmu. Mengatakan tidak tahu, jika benar-benar tidak tahu atau tidak paham.

Kemudian orang tersebut bertanya, beritahu kami tanda-tanda kiamat. Sebetulnya tanda-tanda kiamat banyak sekali, tetapi rosul hanya menyebutkan 2 saja, yaitu ketika seorang budak melahirkan tuannya. Ini adalah kiasan, banyaknya anak durhaka pada orang tuanya. Orang badui (hidup di gurun, kekurangan baju, miskin, mengembala kambing) saling berlomba-lomba untuk meninggikan bangunan. Ini sudah terjadi. Saling menyombongkan diri, alamat dekatnya hari kiamat.

Setelah bertanya dan mendengarkan jawaban, orang tersebut keluar, pergi dan menghilang. Umar terdiam. Tidak bisa berbicara apa-apa. Tertegun. Adab para sahabat. Sebenarnya para sahabat bertanya-tanya. Siapa dia. Tapi semuanya diam. Umar yang pemberani pun diam. Sampai rosul sendiri yang bertanya. Wahai Umar tahukah kamu, siapa itu? Umar menjawab hanya Alloh dan rosulnya yang tahu. Rosul menjawab itulah jibril, dia datang untuk mengajar langsung pada kalian.

Kesimpulan, bertanya adalah kunci ilmu.