“Mas, bisa ganti ini?” Tanya saya
tiba-tiba sambil tangan saya menunjuk sadel motor saya. “Saged Pak”, jawab pemuda
itu dengan sigap. Setelah saya keliling – keliling agak lama, saya putuskan
pilih doraemon, kesukaan anak saya. Jujur, awalnya saya bingung. Terlalu banyak
pilihan. Beracam corak, warna, dan desain dipajang di pinggir jalan depan pintu
masuk Puspa Agro, pusat perdagangan hasil pertanian dan perikanan. Seperti
biasa, harganya macam-macam bergantung anggaran, mulai KW1 sampai KW4.
Saya terkesima dengan pemuda yang
satu ini. Bukan karena kenekatannya menjadi penjual di tas trotoar tetapi
karena kecekatannya dalam memasang karet sadel. Tidak lebih dari 6 menit, semua
beres. Jauh lebih lama daripada waktu yang saya habisnya untuk memilih. Padahal
saya perhatikan prosedur untuk mengganti itu tergolong rumit. Dimulai dari melepaskan
karet sadel yang lama. Steples besar
yang dipakai merekatkan karet sadel itu harus dicabuti satu per satu. Jumlahnya
sangat banyak. Kemudian meng-pas-kan
karet sadel yang baru. Salah sedikit saja, atau melenceng beberapa derajad saja hasilnya pasti tidak eye catching. Baru kemudian men-steples
lagi, mengelilingi body sadel. Tentu tidak
ringan seperti kita mensteples sepuluh lembar kertas. Tapi semua itu dilakukan
dengan terampil dan profesional.