Periode jahiliyah tidak ada kesempatan wanita
untuk belajar. Begitu Rosul diutus berdakwah, memberi porsi besar untuk belajar bagi
wanita. Sehingga banyak sahabat wanita yang mengajarkan ilmu pada semua orang
orang. Bukan hanya mengajar ke para wanita saja tetapi juga ke para laki-laki,
seperti Aisyah dan
Riwayat bukhori Muslim , bab nasihat untuk para
wanita dan pembelajaran untuk mereka. Dari Ibnu Abbas. Aku menyaksikan sendiri
bahwa Rosul sholat Ied, sebelum khutbah. Setelah berkhutbah, rosul melihat
perempuan yang di belakang. Rosul mendatangi mereka, menasehati mereka. Artinya
khutbah lagi. Kemudian memerintahkan mereka untuk sedekah. Saat itu juga Bilal
merespon, mengambil selendang dan menghamparkan di depan para wanita itu. secara
spontan, mereka menyerahkan cincin, anting2, dst. Intinya semua bersedekah.
Kemudian di berikan kepada yang membutuhkan.
Hikmah yang
bisa diambil dari hadist tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Lebih afdhol jika ada kajian khusus untuk perempuan.
Apakah gurunya perempuan atau lak-laki, keduanya boleh, asal untuk laki-laki tidak ada
fitnah.
2.
Jika laki-laki dan perempuan hadir bersama, maka
penempatan laki-laki dan perempuan harus di pisah, agar tidak mengganggu fokus,
penglihatan agar tidak ada fitnah. Laki-laki di depan dan perempuan di belakang.
3.
Cepatnya perempuan merespon materi pelajaran. Begitu
memerintahkan sedekah, segera dilaksanakan. Hampir semua perempuan saat sholat
Ied melakukan sedekah
4.
Tidak dilarang kajian bercampur antara laki-laki dan perempuan. Boleh mengkhususkan hari untuk perempuan.
Para wanita berkata, wahai rosul banyak laki-laki selalu menyibukkan berkerumun di sekitar engkau, sementara kami tidak punya
waktu untuk belajar. Karena itu jadikan waktu khusus untuk kami yang kami bisa
datang ke engkau sehingga engkau bisa mengajarkan segala sesuatu yang
diberitahukan oleh Alloh kepada engkau. Rosul menjawab,
kalau begitu berkumpullah kalian di hari ini dan ini, kemudian mereka berkumpul . Rosul mendatangi
dan mengajarkan segala sesuatu yang diajarkan Alloh pada Beliau.
Siapa saja yang melahirkan 3 anak, kemudian anaknya
mati sebelum baligh dan ibunya ridho maka ada hijab dia dengan neraka. Ada satu
perempuan bertanya, bagaimana kalau hanya 2 anak. Jawab rosul, 2 juga sama ada
hijab dengan api neraka.
Pelajaran dari hadist di atas (1) keberanian
perempuan untuk bertanya dan tetap menjaga adab ketika berbicara. (2) bagaimana
rosul memulyakan ketika menjawab pertanyaan perempuan dan bagaimana menepati
janji. (3) bagaimana perempuan itu ghiroh semangat dan ‘serakah’/ tamak akan
ilmu. Maksud tamak di sini adalah barang sispa yang mengubur 3 anak lalu ia
sabar terhadap musibah ditu dan mengharap pahala dari Alloh maka baginya syurga.
Ummu Aiman berkata, bagaimana kalau 2? Rosul menjawab 2 juga dapat syurga. Bagaimana kalau 1 ya Rosul?, Rosul diam
sebentar kemudian berkata, oh 1 juga dapat syurga. Kuncinya adalah sabar akan
takdir dan mengharap ridho Alloh. Setiap kita pernah kehilangan. Sabar itu
tidak mudah apalagi kalau musibah yang menimpa itu musibah besar. Orang yang
mendahului kita yang paling kita cintai. Biasanya kita hilang ingatan dan tidak
terkontrol. Alloh memberi pahala besar bagi orang sabar, tanpa dihisab. Sabar tidak
ada angka pahalanya, Alloh sendiri yang memberi langsung.