Kamis, 11 Desember 2014

Rumah Sakit Guru

Pernahkah Anda melihat tentara sakit ketika sedang bertugas? Ada, tapi sangat kecil kemungkinannya. Abdi negara yang satu ini harus selalu dalam kondisi bugar. Tubuhnya harus tetap fit. Mereka harus tampil prima. Tidak boleh menunjukkan kondisi lembek, cengeng, ringkih, dan aras-arasen. Oleh karenanya olahraga rutin adalah menu wajib dalam keseharian. Asupan nutrisi juga diperhatikan dengan serius.

Mengapa begitu? Ya, karena negara ini harus dijaga. Dipastikan aman. Sehingga personil yang menjaga negara pun harus sehat. Bisa dibayangkan ,apa jadinya negara jika tentaranya sakit-sakitan. Tentu tetara akan bertugas dengan energi apa adanya. Mereka menjalankan tugas asal-asalan. Akibatnya negara mudah disusupi agen asing. Selanjutnya rahasia negara ada di genggaman negara pesaing.

Senin, 08 Desember 2014

Jangan Terlalu Banyak Mengajar

Saat tulisan ini dibuat, sedang ramai diperbincangkan pemberhentikan Kurikulum 2013 (K13). Walau lebih dari 6410 sekolah masih boleh melanjutkan, nampaknya arah pemberhentian total K13 semakin kentara. Sepertinya K13 yang dirancang, disosialisasikan, dan dilatihkan dengan dana besar hanya berumur jagung. Kita akan melihat pro dan kotra hingga beberapa saat ke depan. Penulis tidak dalam posisi pro maupun kontra. Yang menjadi pertanyaan mendasar adalah mengapa kurikulum sering berganti, namun prestasi belajar peserta didik tidak beranjak baik.

Finlandia hanya menerapkan 4-5 jam sekolah, tetapi output nya luar biasa. Muridnya pintar-pintar. Bandingkan dengan sekolah di negeri ini. Dari Senin hingga Sabtu, dari pagi hingga lepas tengah hari, bahkan adanya mendekati senja. Dengan muatan pelajaran yang lebih banyak tidak menjamin anak negeri ini lebih kreatif dan lebih cerdas menyelesaikan masalah. Jangankan masalah keluarganya, masyarakatnya, atau negaranya, masalahnya sendiri saja sulit terpecahkan. Malah kadang mereka menjadi bagian dari masalah itu sendiri. Sering kan kita jumpai anak sekolah yang terlambat, keluyuran pada jam kosong, malas mengerjakan PR, hingga tawuran antar sekolah.

Sisa Pembagian Oleh Bilangan 3

Tahun 2014, jika dibagi 3 sisanya berapa? Pertanyaan ini sederhana, tapi agak sedikit sulit menemukan jawabnya. Paling tidak butuh sedikit berfikir lebih untuk menemukan jawabnya. Dengan pakai kalkulator atau corat-coret sebentar, kita bisa menemukan jawabnya. Namun jika disajikan bilangan jutaan atau mungkin milyaran atau bahkan lebih dari itu, kemudian ditanya berapa sisanya jika dibagi 3? Kemugkinan besar kita agak sedikit keropotan. Namun ada trik untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Perhatikan contoh-contoh berikut ini.

Sabtu, 06 Desember 2014

Men-stop Pabrik Guru, Mungkin kah?

Mari kita pikirkan dua hal berikut ini. Pertama, ada muridnya tapi tidak ada gurunya. Bisa dibanyangkan kan? Tentu kondisi kelas berantakan. Proses transfer ilmu tidak akan berjalan. Murid tidak belajar apa-apa. Benar, tanpa guru pun, murid masih bisa belajar. Tetapi tanpa ada pemandu, proses menemukan ilmu (kebenaran) akan menjadi liar. Kedua, ada guru tapi tidak ada muridnya. Ini lebih lucu lagi. Siapa yang diajar. Masak mengajar dirinya sendiri?

Kedua hal tersebut sama-sama tidak mengenakkan. Kira-kira yang akan terjadi  untuk 10 atau 15 tahun lagi (jika kebijakan tidak berubah) adalah yang kedua. Lho, kok bisa? Coba kita perhatikan data berikut ini.

Kamis, 04 Desember 2014

Mengasah Soft Skills Guru

Coba sesekali dengarlah ‘rasan-rasan’ guru. Umumnya kalau tidak ngrasani pimpinan, ya ngrasani kebijakan pemerintah. Apalagi jika tunjangan belum cair, baik uang transport, tunjangan fungsional, mapun uang sertifikasi. Bisa-bisa mengajar tidak konsen. Sangat jarang guru ngrasani murid. Kalaupun ada hanya di sela-sela waktu, di kantin sekolah, saat siswa itu melanggar, atau saat ingat saja.


Tidak jarang guru menyalahkan siswa jika hasil belajar tidak bagus. Banyak alibi yang dikemukakan. Berbagai alasan akan dibuat se real mungkin. Tapi sangat jarang yang self instropection. Paling-paling sang guru berujar, saya lho sudah menyiapkan materi. Power point udah ada, LKS juga sudah dilatihkan. Review menjelang UTS/UAS ya sudah. Trik dan tips juga sudah dikasihkan. Pokoknya semua jurus sudah dilakukan. Tapi lha iya kok aneh, hasilnya cuma segitu doang. Apa yang salah?

Senin, 01 Desember 2014

Mind Power Sang Guru

Dua puluh tahun yang lalu atau tahun-tahun sebelumnya, jika guru masuk kelas, seakan ada kekuatan ‘magis’ yang muncul. Seketika kelas menjadi lebih tenang. Semua kegiatan siswa terhenti. Semua siswa fokus melihat siapa guru yang hadir di depan mereka. Bahkan beberapa menundukkan kepala. Takut menatap mata sang guru. Terkadang mendengar suara sepatu guru saja, beberapa siswa sudah keder. Apalagi sang guru itu dikenal killer. Kebelet pipis pun kadang ditahan untuk sementara waktu, sampai benar-benar dipastikan sang guru sudah tersenyum.

Andai siswa terlambat masuk kelas, gemetarnya minta ampun. Tidak jarang malah sekalian tidak masuk kelas. Menunggu pergantian jam berikutnya. Begitu guru keluar kelas, dia segera masuk kelas sebelum guru pelajaran berikutnya datang. Saat – saat itu sulit ditemui siswa yang tidak mengerjakan PR. Ia rela datang pagi – pagi, menunggu contekan dan menyalinnya secepat kilat, daripada harus berdiri di depan kelas dua jam pelajaran. Lebih malu lagi jika dijemur di bawah terik matahari di tengah lapangan. Apalagi kalau disuruh lari keliling sekolah tiga kali. Selain ‘gobyos’, juga rasa malu akan dikenang selama sekolah disitu.