Jumat, 27 Oktober 2017

Tujuan Hidup


Kita bersekolah pasti mempunyai tujuan tertentu. Kita makan, minum, berekreasi juga memiliki tujuan. Tulisan ini dibuat mempunyai tujuan juga. Anda membaca tulisan inipun pasti mempunyai tujuan. Begitupun dengan hadirnya kita di alam nyata ini. Alloh SWT mencipta kita beserta seluruh perangkat yang menyertainya juga mempunyai TUJUAN. Tidak mungkin sang Khaliq melengkapi kita dengan indra, akal dan batin begitu saja tanpa ada tujuan yang jelas.

Mengenai hidup, ada dua hal yang mendasar, yakni tujuan hidup dan kebutuhan hidup. Umumnya orang mati-matian mengejar kebutuhan hidup. Siang malam bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup. Cekcok dan perangpun juga dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup. Sampai-sampai tujuan hidup yang sebenarnya terlupakan.

Kebutuhan hidup sendiri jika dipenuhi tidak akan pernah tercukupi, karena hakikat manusia yang tidak pernah puas. Ada 2 macam kebutuhan hidup, yakni kebutuhan hidup jasmani dan kebutuhan hidup yang bersifat fitriyah. Kebutuhan jasmani sifatnya mutlak dan mendesak. Apabila tidak dipenuhi akan menyebabkan kematian. Seperti makan dan minum. Asupan makanan diperlukan untuk menghasilkan energi untuk beraktifitas. Jika sudah terpenuhi kelangsungan metabolisme tubuh terjaga. Kebutuhan ini tidak banyak. Rata-rata manusia dibelahan bumi manapun hampir sama. Paling 2-3 piring sekali makan.

Kebutuhan fitriyah adalah kebutuhan yang melekat karena fitrah manusia. Cirinya, jika tidak terpenuhi tidak apa-apa. Tidak menyebabkan kematian, hanya gelisah saja. Seperti kebutuhan bertuhan. Secara fitrah manusia mengakui ada sesuatu yang maha di luar dirinya. Pohon besar dianggap lebih hebat dari dirinya, sehingga pohon disembah. Gunung dianggap lebih kuat, sehingga ada yang menyembah gunung. Begitupun matahari, uang bahkan patung dan seterusnya. Contoh berikutnya adalah pasangan hidup. Secara fitrah, manusia membutuhkan pasangan hidung agar hidupnya tentram. Begitu juga kebutuhan akan ilmu dan pengetahuan.

Seringkali kita mengejar kebutuhan hidup seperti di atas. Kebutuhan makan, pakaian, rumah, rekreasi, pasangan hidup, dan kendaraan. 24 jam 7 hari dan setahun penuh kita fokus memikirkan kebutuhan hidup ini. Seluruh energi banyak tersedot untuk memenuhinya. Jika kita renungkan, sesungguhnya kebutuhan hidup ini tidak akan terpuaskan. Mestinya kita harus mengejar TUJUAN hidup bukan KEBUTUHAN hidup. Untuk kebutuhan hidup SECUKUPNYA saja, tidak usah berlebihan. Enaknya makanan hanya diujung lidah. Apapun jenis kekayaannya,  manusia tidurnya juga sama. Oleh karenanya sederhanakan kebutuhan hidup.

Justru Tujuan hidup lah yang seharusnya kita kejar mati-matian. Ada 4 macam tujuan hidup manusia (QS. Al Asr : 3) yakni (1) beriman, (2) beramal sholih, (3) berdakwah, dan (4) bersabar. Apapun yang kita lakukan di dunia ini tapi ujungnya iman tidak bertambah, maka akan jadi sia-sia. Iman itu abstrak. Tidak bisa diwarisi dan diwariskan. Dia juga tidak dapat diperjual beli. Dia tidak ada dipuncak gunung, di dalam samudra, atau di lautan api. Tidak ada yang tahu bentuk dan warna iman. Dengan ikhtiar serius kita akan bisa merasakan lezatnya iman.
Iman saja ternyata tidak cukup. Perlu diwujudkan dengan amal sholeh. Pribadi agung yang tidak menyusahkan apalagi menyakiti orang lain akan terbentuk. Selanjutnya dibutuhkan berdakawah agar nilai-nilai kebaikan diketahui dan dilaksanakan oleh banyak orang. Kalau amal sholeh berkaitan dengan diri sendiri secara pribadi, namun kalau berdakwah berkaitan dengan jiwa sosial yang berhubungan orang di luar diri kita.

Ketiga hal tujuan hidup di atas, iman, amal sholeh dan dakwah membutuhkan satu hal agar terlaksana dengan sempurna, yaitu SABAR. Dalam beriman perlu bersabar. Fluktuasi iman jika tidak diiringi dengan kesabaran maka cenderung mendegradasi iman. Sabar dalam beribadah perlu, sehingga tidak terburu-buru. Sabar dalam menjauhi larangan juga perlu, agar terhindar dari kenistaan. Sabar dalam istiqomah berinfaq juga perlu. Sabar berbuat baik pada ibu bapak juga perlu. Begitupun dalam berdakawah, juga harus sabar. Tidak bisa kita mengharapakan hasil seketika, ketika kita berdakawah. Bisa jadi hasil itu akan nampak manakala dakwah itu di lanjutkan oleh orang lain. Jadi sabar bukan hanya terkait ketika tertimpa musibah saja.


Sebagai penutup, kita akan menyimpulkan. Hidup ini memiliki tujuan. Oleh karenanya kita harus mengejar TUJUAN HIDUP bukan KEBUTUHAN HIDUP. Cukup dengan menyederhanakan kebutuhan hidup, maka energi lain akan bisa kita fokuskan untuk memenuhi tujuan hidup. Setujukah Anda?

Selasa, 24 Oktober 2017

5 Pilar Guru Masa depan



Kedepan, profesi guru semakin rumit. Tingkat stresnya diprediksi juga cenderung meningkat. Mengapa demikian? Karena yang dihadapi adalah benda hidup yang punya perasaan dan hasrat. Tidak seperti mesin, yang bisa dihidup dan matikan kapan saja. Mood harus terjaga. Stabil. Dengan demikian mengorganize kelas tidak semudah dulu. Agar tidak menciptakan produk (siswa) gagal, setidaknya ada lima pilar yang harus di ugemi oleh para guru dan calon guru.

Pertama, E-learning. Mau tidak mau, suka tidak suka, terpakasa maupun tidak, era digital tidak bisa dibendung apalagi dihindari. Generasi alpha (gen-α) yang lahir di atas 2000 an bisa jadi lebih tahu dulu suatu informasi dibanding gurunya. Pembelajaran yang hanya mengandalkan spidol dan papan sudah tidak bisa dipertahankan lagi. Era kertas sudah berakhir. Perusahaan kertas papan atas dunia sudah pada gulung tikar. Semuanya beralih ke tab.

Jika tidak mengkarabi intenet, sang guru akan ditinggalkan siswa. Softaware terkini harus segera dikuasai dan diimplementasikan. Toh, semuanya memudahkan guru dan siswa. Handphone, tab, dan laptop tidak boleh menjadi mesin ketik (mengerjakan tugas saja) tetapi harus sebagi resource yang diberdayakan. Oleh karenanya sang guru harus masuk ke dunia maya lebih dalam agar mampu menyelami sekaligus mempraktekkan di dunia nyata. Tentu yang positif dan relevan dengan dunia mendidik. Pembelajaran paperless sudah mulai menujukkan wujud aslinya.

Kedua, guru harus kuat pada ilmu psikologi. Terutama psikologi perkembangan. Ingat, siswa sekarang dan mendatang tidak se manut siswa dulu. Mereka lahir, semuanya sudah enak. Jarang sekali mengalami kesusahan hidup. Bahkan ada humor yang mengatakan bahwa di sekolah sekarang banyak vampire. Iya, karena di rumah anak terbiasa ber AC. Begitu berangkat ke sekolah sudah di jemput mobil ber AC, sampai di sekolah masuk ruangan ber AC. Jadi jangan heran jika mereka lari terbirit – birit jika tersengat cahaya (matahari).

Gadget mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Anak generasi alpha ini sulit berkomunikasi. Apalagi bersosialisasi. Mereka suka menyendiri. Mereka bisa tertawa dan menangis dengan gadgetnya, bukan dengan teman sebayanya. Ini tantangan yang tidak ringan bagi guru. Betapa sulitnya mereka jika diajak belajar kelompok. Begitu disuruh presentasai kata-kata yang keluar tidak lebih dari 3 menit. To the point. Mengapa demikian? Iya, karena mereka tidak kuat membaca banyak. Yang biasa mereka lakukan adalah membaca WA dan Flyer yang cenderung singkat dan padat.

Ketiga, Karakter. Ini tidak bisa diteorikan. Tidak juga bisa dipelajari. Tetapi harus dipraktekkan. Pelajaran etika, budi pekerti, akhlak dan sejenisnya hanya berhenti pada tataran kognitif saja. Tidak sampai menyentuh ranah afektif. Oleh karenanya guru harus memberi contoh nyata. Minimal ada 5 karakter pokok yang harus diteladankan. Biasanya dinamakan DIJUSTAPE, yakni Disiplin, Jujur, Smart, Tangguh, dan Peduli. Kelima-limanya harus ada dan menyatu. Satu saja ditinggalkan tidak akan menjadi pribadi utuh. Orang yang disiplin, jujur, cerdas, dan tangguh tetapi tidak peduli maka akan lahir jiwa yang cuek. Dia moncer secara pribadi tetapi kebermanfaatannya pada orang lain nihil.

Keempat, Leadership. Pemimpin tidak bisa muncul begitu saja. Harus dirancang khusus. Situasi harus dibuat agar muncul jiwa-jiwa pemimpin yang mempunyai karakter di atas. Ini tidak mudah, tetapi bukan yang mustahil. Jika perencanaan bagus, maka minimal akan lahir separoh pemimpin yang bagus. Sebaliknya jika gagal merencanakan sama saja dengan kita merencanakan kegagalan. Tugas guru di aspek ini tidak kalah penting. Dia menyiapkan generasi yang siap memimpin pada masanya.

Kelima, Sosialisasi. Tidak boleh guru berpuas diri dengan kondisi sekarang. Tidak boleh maju sendirian. Harus menguatkan teamwork. Jejaring harus dibuat agar tumbuh bersama. Ini juga harus ditularkan pada siswanya. Secanggih apapaun zaman, tidak bisa hidup sendirian. Sebagai makhluk sosial, ruang untuk berinteraksi harus dibuat dan diperlebar. Sosialisasi ini tidak boleh bersifat maya saja, tapi harus benear-benar real.

Nah, jika 5 pilar diatas (e-learning, psikologi, karakter, ledership, dan sosialisasi) sudah bagus, maka akan lahir guru-guru berkualitas. Dampaknya kan lahir siswa-siswa berkualitas. Selanjutnya akan lahir pemimpin berkualitas, yang ujungnya akan menjadi negara yang berkualitas. Nah, kelima pilar tersebut tentu akan menjadi kokoh apabila pondasi (iman) nya juga kuat. Begitu bukan?







Senin, 23 Oktober 2017

Kartu Pelajar, Masih perlukah?


Sebagai kartu identitas siswa, Kartu Tanda pelajar (KTP) ini tidaklah begitu sakti. Umumnya sangat jarang digunakan. Setelah dicetak disimpan rapi. Paling-paling diintegrasikan dengan kartu perpustakaan sekolah. Artinya pinjam buku harus menunjukkan KTP tersebut. Menurut mereka, KTP hanya buat gagah-gagahan di dompet siswa. Seragam sekolah sudah dianggap mewakili identitas pelajar.

Pada zamannya nanti KTPini akan jadi mahal. Kartu untuk siswa ini akan multiguna dan powerfull. Setiap pagi mahasiswa checkclock masuk sekolah dengan menggesekkan kartu ini. Semenit kemudian HP orang tua berbunyi. Ada kabar dari sekolah bahwa anaknya sudah tiba di sekolah jam sekian menit sekian. Begitu juga pada saat jam pulang. Tanpa repot dan khawatir, ortu dapat mendeteksi keberadaan anaknya.

Untuk membayar SPP pun tidak perlu antri dengan menenteng Kartu SPP. Cukup digesekkan, maka saldo akan berkurang dan SPP bulan tersebut terbayarkan. Selanjutnya ada kiriman berita kepada ortu bahwa si anak telah membayar. Konsekuensinya jika saldo tidak mencukupi maka kartu ini tidak berfungsi. Siswa tidak bisa hadir di sekolah, karena sistem tidak bisa menerima. Walau secara fisik siswa berada di sekolah namun, secara presensi tidak dianggap hadir, karena tidak bisa checkclock datang maupun pulang.

Pada saat jam istirahat, tidak perlu membawa uang cash. KTP cukup ditempelakan di layar monitor yang berisi gambar menu makanan dan minuman. Selang beberapa menit kemudian, akan diantar makanan dan minuman sesuai gambar yang ditap oleh kartu itu. Tentu jika saldo masih mencukupi. Praktis dan ekonomis. Orang tua tidak perlu membawakan uang tunai dengan resiko takut kehilangan, dirampok atau dicopet.

Pada saat ujian, kartu ini juga berfungsi penting. Dia sebagai pengganti kartu ujian. Cukup digesekkan, maka soal di layar monitor akan dimunculkan. Soal akan diacak dengan durasi waktu yang berjalan mundur. Tiap siswa menerima soal yang sama namun dengan urutan yang berbeda. Ini meminimalisir kecurangan. Semenit setelah ujian selesai, wajah siswa akan berubah. Bisa tersenyum bisa juga manyun. Mengapa? Karena hasil ujian langsung ditampilkan, tanpa menunggu berhari-hari untuk dikoreksi sang guru. Beberapa menit kemudian orang tua juga mendapatkan laporan melalui smartphone nya tentang hasil ujian anaknya.

Andai tidak puas dengan perpustakann sekolah, siswa juga bisa ke perpustakaan kota/negara yang aksesnya 24 jam. Cukup dengan menggesekkan KTP tersebut. Bisa masuk dan pinjam buku. Tanpa perlu ada kartu anggota perpustakaan. KTP itu sudah terkoneksi dengan instansi lain. Bisa buat belanja atau bayar tiket bola, tiket bioskop, tiket pertunjukkan dan lain-lain. Karena kartu pelajar sudah menjadi e-money. Enak bukan?


Nah, jika kartu pelajar masih konvensional, tentu keberadaannya perlu dipertimbangkan lagi. Jika sudah terkoneksi, maka berhati-hatilah. NIK (Nomor Induk Siswa) dan PINnya (sebagai Password) akan menjadi barang berharga. 

Rabu, 18 Oktober 2017

Seni Berhitung

Berikut ini adalah materi matematika untuk mahasiswa calon guru SD
Latihan diberikan untuk penguatan dan pengayaan
Silahkan dicoba, Kerjakan dengan disertai cara penyelesaiannya.
Lebih baik jika dikerjakan pada buku lathan khusus.
Selamat menikmati.

0. Pengantar
1. Review Materi Matematika SD


Latihan Soal :
L1. Nilai Tempat
L2. Operasi Bilangan
L3. Pecahan
L4. Desimal dan Persen
L5. Bangun Ruang
L6. FPB dan KPK
L7. Statistika

Latihan Soal Tidak Rutin untuk Calon Guru SD