Kamis, 17 September 2020

Agar Pendidikan Berkualitas

 

Ada ungkapan, dari sebuah buah, anda akan mengetahui kualitas pohonnya. Rosululloh bagaimana mendidik, kita bisa lihat dari kualitas sahabat. Kalau kualitas mereka baik, sebagai teladan, tentu sang guru berkualitas baik juga. Berikut beberapa hal  yang mempengaruhi keberhasilan rosululah mendidik para sahabat.

Memerintahkan semua umatnya agar senantiasa menuntut ilmu, senantisa belajar. Bahkan beliau mewanti-wanti agar terhidar dari kebodohan. Semuanya menerimanya dengan jelas dan tak ada keraguan. Siapa yang punya ilmu seakan akan ada kewajiban untuk menyebarkannya. Apa saja yang dilakukan rosul sebagai sosok guru teladan, berikut ini penjelasannya.

Pertama, memerintahkan untuk selalu belajar, jaminan mendapatkan pahala yang luar biasa bagi yang belajar. Barang siapa yang berjalan dengan tujuan menuntut ilmu maka Alloh akan memudahan baginya untuk masuk surga, dan tidak akan berkumpul suatu kaum di rumah Alloh (masjid) atau di suatu majelis, mereka membacakan kitab Alloh kemudian mengkajianya dengan mendalam, kecuali mendapatkan 5 faedah dan kebaikan-kebaikan, yaitu :

a.      Akan turun kepada mereka ketenangan jiwa

b.      Akan diliputi rahmat Alloh SWT

c.       Akan dikelilingi oleh para malaikat

d.      Alloh akan menyebut mereka di majelis di sisi Alloh (penduduk langit)

e.      Tidak akan berdiri (selesai) kecuali semua mendapat ampunan dari Alloh.

Hadist lain, ada usaha yang luar biasa seorang sahabat dalm mencari ilmu. Untuk 1 hadis saja rela menempuh dari Madinah ke Damaskus. Abu Ddar’da waktu itu berada di damskus. Berkatalah, wahai saudaraku, apa yang menjadi alasan engkau menemui saya. Orang itu berkata, hanya untuk memastikan 1 hadist yang sampai ke saya. Apakah hanya untuk 1 urusan itu saja atau ada urusan lain? Tidak hanya untuk 1 hadis saja. Apa ada urusan perdaganagn? Tidak. Sesungguhnya, barang siapa yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu, maka Alloh memudahkan masuk surga dan para malaikat meletakkan  sayap nya (dengan suka rela) untuk para pencari ilmu, yang alim dimintai ampunan  semua penduduk bumi dan langit. Keutamaan orang alim itu lebih baik dari pada orang ahli ibadah. Perbandingannya sepeti keisitimewaan rembulan dibanding dengan planet lain yang tidak berinsr. Ulama pewarias nanbi, nabi tdk mewaeiskan dinar tapi hanya imu. Barangsiapa mengambil ilmu, sberarti mengambil sestau yang luar biasa.

Kedua, usaha Rosul, memerangi kebodohan dan buta huruf. Dulu ketikan perang badar selesai, banyak orang quraisy menjadi tawanan perang. Untuk bisa bebas, biasanya harus mengeluarkan harta.  Ini yang menarik adalah (belum ada tandingannya di pemimpin dunia). Seorang tawanan bisa bebas jika 10 pemuda anshor bebas buta baca tulis. Mengapa kaum anshor, karena mereka sibuk dengan pertanian, sedikit belajar.  Para tawanan berlomba lomba mencari metode dan media untuk meminterkan 10 pemuda anshor tersebut.

Ketiga, mewajibkan belajar menuntu ilmu, ini bukan sekedar perintah biasa. Menuntun ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan. Kalau ingin sholat sah dan diterima, wajib belajar bagaimana bersuci dan sholat yang benar. Kalau ingin puasa nya diterima, wajib tahu apa yang membatalkan puasa. Kalau ingin haji diterima, wajib tahu manasik haji. Jika ingin jual beli yang sukses, wajib tahu ilmunya. Tidak boleh di pasar kita (umat islam) kecuali orang yang sudah ahli dalam fiqih jual beli. (umar bin khottob). Apa saja yang halal dan harom di jual bel harus dipahami. Untuk guru, wajib belajar bagaimana mengajar mendidik yang terbaik, sehingga betul-betul tujuan belajar tercapai dan menghasilkan luluan yang berkualitas.

Keempat, memberikan ancaman bagi siapapun yang meninggalkan (enggan) belajar dan mengikuti pembelajaran. Saat di mimbar Rosul menyampaikan, Kenapa kok ada suatu kaum yang tidak mendidik menasehati mereka dengan ilmu dan syariat. Mengapa kok ada suatu kaum yng tidak mau menerima nasihat, mengambil pelajaran. Ini disampaikan berulang kali. Sampai turun dari mimbar. Menurut para sahabat ini adalah kaum al askariyun, di Yaman. Mereka pinter tapi tetangganya bodoh-bodoh. Mereka (kaum ini) protes dan menermui rosul. Mengapa engkau mengatai kami. Kaum yang tidak mau mengajari tetangganya. Rosul tidak mengiyakan dan tidak mengtidakkan. Rosul hanya menglangi ceramahnya sampai 3x. Rosul memberi ancaman, jika mereka tetap tidak mau mengajar, akan akan diberi hukuman. Akhirnya, mereka berkomentar; tunggu 1 tahun, kami akan mencerdaskan tetangga kami. Kalau 1 tahun engkau belum puas, kami siap dihukum. Telah terlaknat dari kaum bani isroil, dengan lisan nabi Daud dan nabi Isa, gara-gara kaumnya berbuat maksiat , melampau batas, dan  tidak saling menahan ketika melakukan kemungkaran. Artinya Rosul memberia ancaman tidak hanya di akhirat, tapi di dunia juga bagi yang meninggalkan belajar.

Komentar seorang ulama (Mustofa al Zarqoh), siapapun yang meninggalkan belajar dan pembelajaran dianggap sebuah kriminalitas, sebuah tindak pidana, yang berhak mendapatkan hukuman di dunia. Belum banyak ini dilakukan oleh pemimpin dunia, kecuali Rosululloh. Kita bisa mengambil pelajaran dari hadis di atas, sebagai berikut:

1.       Rosul tidak menyetujui kalau ada kelompok bodoh di samping kelompok orang pinter

2.       Rosul menganggap, kalau ada orang bodoh, atau tidak mau belajar, berarti melanggar perintah Alloh dan syariatnya

3.       Orang yang dalam keadaan bodoh, dipastikan mendapatan azab dan laknat

4.       Rosul mengumumkan perang dan memberi ancaman kedua kelompok, kelompok yang tidak mau belajar dan kelompok pinter yang tidak mau mngajari.

5.       Diberikan waktu 1 tahun yang belum bisa belajar untuk sampai sukses. Agar kebodohoan itu tidak terjadi pada umat islam.

6.       Rosul tidak pernah menyebuk eksplisit. Hadist tersebut memberi paradigma penting dan bersifat umum, bahwa setiap kaum seperti akun askariyun, akan mendapat laknat. Orang seperti itu harus dihindari.

Kelima, senantiasa berlndung dari ilmu yang tidak bermanfaat. Senantiasa berdoa, ya Aloh aku belindung dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusuk, dari jiwa yang idakk tenang dan dari doa yang tidak mustajabah. Tjelas bahwa ilmu itu harus bermanfaat. Doa lain, ajarkan kami ilmu yang bermanfaat.

 

Kamis, 10 September 2020

Guru Teladan

Setiap kematian itu ada ibroh bagi siapa saja yang bisa mengambil pelajaran. Kematian itu pasti  menimpa siapa saja. Bagi yang cerdas berakal harus menyiapkan diri dengan betul karena kematian bisa datang tiba-tiba. Kesedihan paling mendalam adalah saat wafatnya Rosul. Semua amal terputus ketika meninggal, kecuali amal jariyah dan ilmu bermanfaat. Doa doa kita dibutuhkan bagi sang mayit untuk meringkan beban mereka menuju alam barzah. Semoga Alloh mewafatkan kita dalam keadaan khusnul khotimah.

Bagian ini akan mempelajari bagaimana Rosululloh memberi teladan pada kita ketika mendidik dan memberikan pembelajaran. Pelajaran siroh itu sangat penting, karena dari siroh itulah kita mencontoh bagaimana seharusnya kita beragama, berakhlak, memiliki karakter terpuji. Materi siroh sangat luas sekali. para penulisnya juga memiliki banyak metode. Yang pertama, metode mengumpulkan yang terpencar-pencar. Karena para tabbin saat kecil itu tidak mengetahui persis, bagimana perilaku Rosululloh, sehingga bertanya ke para sahabat besar. Kemudian ditulis dan akhirnya menjadi siroh nabawiyah.

Cara kedua, menuliskan berdasarkan urutan sejarah, zaman dan peristiwa kejadian-kejadian. Mulai rosul belum lahir, saat lahir, masa kecil dan seterusnya sampai wafat. Cara ketiga, menggunakan cara menulis detil. Seperti isra’ mi’roj, bagaimana peristiwa tersebut dan pelajaran yang bisa diambil ditulis secara detil. Cara keempat, ditulis berdasarkan sifat-sifat baik secara fisik maupun akhlak. Secagai contoh ada kitab siroh yang bercerta secara fisik rosul, mulai rambut, kulit , wajah, kaki dst sampai dengan mu’jizat-mukjizat nya. Cara terakhir, biasa dipakai penulis di era terakahir, 5 abad terakhir yaitu berdasarkan tema, metode tematis. Pengkaji memilih tema-tema tertentu. Misalnya siroh khusus tentang kepemimpinan, tentang cara memberi pelajaran, tentang keluarga beliau dan seterusnya. Cara kelima ini kita gunakan untuk mengupas bagaimana rosul itu mendidik.

Pertanyaan menariknya. Mengapa kita harus meneladani rosul? Bukankah sekarang banyak metode cara mendidik? Karena rosululloh itu contoh teladan terbaik, teladan di semua akhlak. Telah ada dalam diri rosululloh teladan yang baik. Mungkin si A teladan dalam kesabaran, si B teladan dalam keberanian, si C teladan dalam cara menyelesaiakn masalah, tapi dalam segi yang lain tidak teladan. Tetapi rosululloh adalah teladan yang TOP. Contoh terbaik bagi semua umat manusia.

Alasan kedua adalah bagi siapapun yang mengkaji siroh, rosul mempunyai banyak cara metode dalam mendidik. Ada 60 metode bagaimana mengajar orang lain. Ingat saat itu belum ada internet. Beliau kadang menggunakan media. Kadang hanya menyentuh saja, pengaruhnya luar biasa. Kadang dengan ceramah. Terkadang dengan berbicara hati ke hati, kadang juga dengan mengajar berpikir (lihatlah langit, bulan, dst).

Kesimpulannya bahwa rosul adalah sebaik baik gguru yang wajib kita teadani, sosok ideal sebagai guru dai. Rosul di abadikan sebagai guru terbaik. Alloh lah yang mengutus diantara mereka yang telah melakukan 3 tugas, (1) membacakan ayat Alloh (2) membersihkan mereka dengan akhlak terpuji (3) mengajarkan kepada mereka (bukan hanya transfer pengetahuan) berupa al kitab dengan hikmah (QS: Jum’ah : 2). Sebagai utusan (guru) untuk semua manusia, cukuplah Alloh sebagai saksi.

Ternyata dalam hadist juga banyak yang mengabadikan bahwa Rosul adalah guru terbaik. Hadis riwayat Aisyah, rosul bersabda, sesungguhnya ALLOH tidak mengutusku sebagai orang yang keras, tetapi sebagai seorang mualim (guru), sebagai orang yang memberikan kemudahan dalam melaksanakan ajaran islam.

Hadist kedua, diriwayatkan Abdulloh bin Amru. Rosul keluar dari kamar beliau, dan masuk ke dalam masjid. Didapati ada 2 halaqoh ilmu. Yang pertama membaca Al Qur’an, berdizikir dan berdoa. Halaqoh kedua sedang belajar ilmu. Masing-masing berada adalam kebaikan. Yang baca Al quran, jika Alloh menghendaki akan memberi pahala yang luar biasa. Jika Alloh menghendaki lain,  itu terserah Alloh. Pada kelompok belajar dan mengajar inilah rosul berkata, yakinlah saya di utus sebagai guru. Akhirnya rosul bergabung di halaqoh kedua.

Hadist ketiga, diriwayatkan Muawiyah saat mualaf. Ketika saat sholat. Ada orang bersin. Muawiyah berkata, semoga Alloh memberi rahmat. Sholat Kkk mendoakan orang bersin. Mengapa kalian saling memandang saya. Sahabat lain menepuk paha, tanda menyuruh diam. Setelah selesai sholat, Muawiyah berkata, sungguh aku tidak melihat seorang guru baik, sebelumnya atau sesudahnya, guru yang memberi teladan terbaik, demi Alloh saya tidak akan pernah memukul setelah ini. Sholat ini tidak berfaedah di dalamnya. Sholat harusnya berisinya tasbih. Ketika sholat tidak boleh berbicara. Pelajaran dari hadist tersebut, bagiamana lembutnya rosul pada orang yang tidak tahu, bagaimana rosul cara mengajar bagi orang yang jahil, tidak mengetahui. Bagaimana cara mengajar pada orang yang melakukan kesalahan.

Selain al qur’an dan hadis, yang ketiga adalah Fakta sejarah, rosul sebagai guru terbaik. Sosok para sahabat yang belajar langsung pada beliau, cukup sudah menunjukkan bahwa beliau hebat sebagai guru. Bagaimana umar sebelum masuk islam, sebagai preman, kejam, setelah islam berubah hatinya lembut. Ketika menjadi kholifah memanggul gandum sendiri, padahal saat itu kholifaf. Sahabat lain menjadi luar biasa. Andai rosul tidak punya mu’jizat, sahabat yang sukses di bidang masing-masing cukup membuktikan beliau Rosul. Pembicaran paling nikmat adalah ketika mengkaji siroh nabawiyah.

 

Jumat, 04 September 2020

Para Pemakan Api

Memakan api - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Menjual ayat Alloh dengan materi dunia apapun bentuknya, tidaklah sebanding. Materi dunia itu sangat murah, kenikmatan yang paling hina, dan bersifat sementara, sebentar lagi lenyap. Seperti bayangan, yang lenyap ketika matahari tenggelam. Itu adalah kenikmatan yang semu lagi menipu. Kesehatan kita bisa lenyap, bahkan nyawa juga bisa lenyap apalagi kekayaan dan jabatan.

Orang yang menyembunyikan ayat Alloh, yang dengan itu dia mendapatkan materi dunia. Orang seperti itu tidaklah makan dalam perutnya kecuali api neraka. Yang dia dapat itu akan menjadi bara api dan akan dimakan mereka. Dan Alloh tidak mau berbicara dengan mereka. Ini menunjukan Alloh itu murka. Bahkan Alloh melihat pun tidak. Alloh tidak berkenan menyucikan dosa-dosa mereka. Pahala tidak ada. Dosa mereka utuh. Ditambah adzab yang sangat mengerikan.

Histori ayat ini berkaitan dengan para tokoh pendeta / ulama yahudi madinah. Mereka sudah tahu akan datangnya Rosul akhir nyaman, lengkap dengan ciri-cirinya. Karena informasinya  ada di taurat dan injil. Sifat nabi Muhammad ada di dalamnya. Diantaranya selalu amar ma'ruf nahi mungkar. Yang menghalalkan yang baik-baik dan yang mengharamkan yang buruk/jahat. Meringankan beban syariat yang ada dalam zabur, taurat, dan injil. Yang bersama muhammad itu ruku dan sujud, di dahi mereka ada tanda-tanda sujud pada Alloh. Itu gambaran dalam taurat. Sementara dalam injil seperti umat islam itu seperti tunas, makin lama makin membesar. Ini membuat orang kafir ciut hasilnya. Ini digunakan untuk mengancam kaum aus (kaum anshor) orang yastrib. Sebentar lagi akan datang nabi kami yang kan menghancurkan kaum aus. Ternyata sebaliknya. Ini yang membuat mudah dakwah nabi menyebar di madinah. Bahkan mereka membela seperti saudara sendiri.

Setelah melihat ternyata rosul itu tidak dari kaum mereka, sengaja merubah ayat Alloh di Taurat. Dipilih yang menguntungkan saja. Para pendeta yahudi nasrani diuntungkan , karena yang akan berdoa minta ampunan harus bayar ke mereka. Berapa banyak ulama yahudi dan nasrani makan harta dari umatnya.

Mereka itulah telah membeli kesesatan dengan petunjuk. Barter dengan iman. Mereka sudah dapat petunjuk dari Alloh (taurat) tapi ditukar dengan kesesatan. Menukar azab api neraka dengan ampunan.  Alangkah sabarnya mereka dengan api neraka.  Sudah jelas dapat surga kok malah memilih neraka.

Berikutnya QS. An-Nisa ayat 10. Sungguh orang yang makan harta anak yatim dengan cara yang tidak benar (dholim). Merugikan hak nya anak yatim. Hanya dibolehkan jika pengasuhnya tidak mampu, hanya sekedar kebutuhan fisik minimal nya. Orang yang makan anak yatim tersebut, akan makan api neraka, api akan masuk dalam perut mereka. Mereka HANYA makan api neraka. Dan tinggal terus di api neraka untuk selama-lamanya. Ingat api neraka tidak pernah padam.

Jadi ada 2 tipe orang yang makan api neraka, yaitu (1) menjual tau menyembunyikan ayat Alloh (2) yang memakan harta anak yatim dengan cara tidak benar. Hadits nabi, Barang siapa yang meminta pada orang lain untuk memperbanyak miliknya menambah kekayaannya (incomenya),  maka harta itu akan menjadi bara api untuk dirinya. Tidak halal meminta-minta pada orang lain, kecuali untuk 3 golongan saja, yaitu: (1) orang mendapatkan musibah yang dengan musibah itu menghancurkan seluruh miliknya. Boleh jika hanya sekedar untuk mempertahankan kebutuhan fisik minimum. Begitu sudah selamat, haram lagi. (2) orang yang tenggelam dalam hutang. Artinya, ndai seluruh miliknya dibayarkan untuk hutang, hutang nya belum lunas juga. Ini pun juga untuk sekedar menyematkan jiwanya. Kebutuhan dasar minimum. (3) orang yang bangkrut (dunia) total. Mungkin karena tertipu dalam bisnisnya. Khusus ini, harus minimal ada tiga saksi terpercaya yang meyakinkan bahwa dia benar-benar bangkrut. Jika sudah terpenuhi, haram juga untuk meminta-minta. Ini hadist yang diriwayatkan Muslim.

Kesimpulan: Jangan main-main dengan ayat Alloh SWT.

 

Kamis, 03 September 2020

Pengaruh, Bentuk, dan Sisi-sisi Evaluasi Diri

Lentera Hijrah: Evaluasi diri Kita Suatu Keharusan -  Gomarketingstrategic.com

Evaluasi diri adalah bagian dari muhasabah diri. Jika itu selalu dilakukan dlam doa dan dzikir dan dalam hal apapun, maka amalan ini beranfaat bagi di dunia maupun akhirat. Apalagi jika dalam proses pembelajaran. Ini penting. Seorang ulama berkata, seorang hamba akan selalu dalam kebaikan selama dia senantiasa dalam evaluasi diri. Ini termasuk kecenderungan untuk selalu dalam kebaikan.

Sebaliknya jika tidak, sangat berbahaya. Ini berarti tidak ada yang menasehatinya. Disebutkan imam Ahmad bahwa dikisahkan hikmah yang bisa diambil dari keluarga nabi Daud. Seorang hamba yang berakal tidak lalai dalam 4 waktu. Jika kita meneladani nabi Daud, selayaknya meniru beliau, tidak lalai tentang 4 waktu.

Pertama, sediakan waktu proposional untuk bermunajad pada Alloh. Siapkan waktu tertentu (yang istimewa) untuk berdialog dengan Alloh SWT. Ini paling utama. Kedua, waktu untuk eveluasi diri kita sendiri. Wajib, apakah kita itu sudah sholat subuh tepat waktu? Apakah sudah melaksanakan sholat dhuha? Apakah sudah membaca al qur’an atau belum. Apakah sudah menuntaskan pekerjaan? Harus dilakukan terus menerus. Ketiga, siapkan waktu untuk bersama mitra dakwah kita yang sholih. Agar teman yang sholeh itu memberikan saran bagi kita. Jika ada aib, bisa saling menutupi, bukan malah sebaliknya. Keempat, siapkan waktu untuk menikmati hidup kita. Menikmati yang halal yang diberikan oleh Alloh SWT. Ada waktu untuk menyempurnakan waktu sebelumnya. Untuk menyempurnakan waktu kehidupan kita. Untuk membahgaian diri kita dan orang di sekitar kita. Umar bin Khottob, berkirim surat pada pegawainya, yang isinya memerintahkan: evaluasi dirilah kalian dalam keadaan senang sebelum kalian mengevaluasi diri dalam keadaan susah. Sebab jika ini dilakukan maka semua urusan akan menjadi tenang dan dalam keridhoaanNya.

Ungkapan ulama’. Seorang mukmin itu bisa mengatur dirinya sendiri, termasuk mengevaluasi dirinya karena semata-mata karena Alloh. Hasan Basri berkata, jika terbiasa mengevaluasi diri maka di akhirat, hisabnya diringankan. Perhitungan hisab akan jadi ringan bagi orang yang terbiasa mengevaluasi diri. Sebaliknya hisab akan menyulitkan bagi orang yang jarang melakukannya. Termasuk juga pada urusan dunia. Insyalloh, hidup kita akan terus meningkat.

Berikutnya tentang bentuk-bentuk evaluasi diri pada pembelajaran. Ada 2 bentuk, yaitu (1) bentuk evaluasi diri ketika melakukan pekerjaan atau sebelumnya melaksanakan pekerjaan. Apa yang dievalauasi?. Pertama, bertanya dulu tentang niat. Apakah niat sudah benar. Apakah benar-benar sudah mendarah daging niat itu? apakah tujuan pelajaran sudah jelas Untuk kita raih?. Apakah tempat (termasuk daring) sudah siap? Apakah murid kita sudah siap untuk menerima pelajaran dsb.

Contoh bagaimana rosul melakukan persiapan yang luar biasa. Ketika rosul menyiapkan pasukannya pada perang badar. Padahal Alloh sudah menjamin. Saat itu umat mukmin seperti bangunan yang kokoh. Rosul memerintahkan membuat barisan yang lurus. Sawad berdiri agak maju sedikit ke depan. Rosul membawa kayu (busur panah), mendekati dan memukul dengan ringan. Bagi sawad menyakitkan dan terkejut. Sempat berkata, wahai rosul engkau sempat membuat aku sakit demi Alloh yang mengutusmu, aku akan membalas pukulan ringan ini.

Rosul mempersilahkan sawad. Rosul membuka baju, terbuka perut Rosul, beliau tidak mau mendholimi seorangpun. Ini artinya rosul memberikan contoh bagaimana berbuat adil itu. berkata Rosul, balaslah wahai sawad. Sawad maju, tiba2 dia memeluknya dan mencium perut rosul. Rosulpun terkejut. Wahai sawad apa yang mebuatmu melakukan ini? Wahai rosulloh, engkau melihat apa yang akan kita lakukan. Kita perang, bisa saja saya akan mati. Aku ingin kulit saya bersentuhan dengan kulit engkau sbelum wafat. Maka Rosul mendoakan beliau.

Bentuk kedua adalah evaluasi setelah pembelajaran. Ini ada 3 macam, yaitu (1) apakah saya sudah melaksanakan tugas amanah yang diamanahkan ke saya (2) Apakah saya sudah melaksanakan pembelajaran yang jangan-jangan kalau saya tinggalkan itu lebih baik (3). Bertanya bagaiana caranya agar perbuatan yang sudah dilakukan itu terus meningkat. Ketiga pertanyaan ini harus terus kita pertanyakan pada diri kita.

Selanjutnya sisi-sisi yang harus kita evaluasi saat evaluasi diri. Pakar pendidikan menyebutkan diantaranya (1) evaluasi tujuan dan persiapan. Apakah tujuan pembelajaran sudah sesuai dengan capaian pembelajaran. Apakah langkah-langkah pada pembelajaran nanti sudah benar? (2) metode pembelajaran dan medianya. Apakah sudah melakukan variasi? Apakah video, ppt sudah siap? Apakah metodenya tidak menoton? (3) kedaan kondisi lingkungan tempat pembelajaran. Apakah susana kelas nyaman? Tidak terlalu panas/dingin? Apakah tulisan kita terbaca? (4) hubungan kita dengan murid. Apakah kita sudah mengenal semua murid yang akan kita ajar? Jangan sampai ada murid yang belum kita hafal namanya. Jangan sampai kita menguji dan berlaku tidak adil padanya. (5) cara metode strategi teknik mengajar. Apakah gerakan kita sudah merata ke seluruh penjuru kelas. Apakah murid kita merindukan metode kita?. Jika murid senang berarti ada kesuksesan. Berikutnya yang ke (6) Apakah kita sudah mengetahui standar murid kita. Apakah tugas yang kita berikan itu memberatkan. Kita harus bisa mengukur kompetensi murid, sehingga tugas bisa dilakukan dengan senang tanpa siswa itu merajuk, tanpa putus asa. (7) kesadaran kita untuk mengembangkan diri. Berapa banyak kita bertukar pikiran sesama teman. Berapa banyak kita belajar pada senior. Buku apa yang dibaca untuk meningkatkan kompetensi kita. Berapa banyak seminar yang telah kita ikuti.

Semua hal di atas itu baik dan penting, namun yang paling penting adalah minta bimbingan Alloh. Maka apa yang kita lakukan itu (mengevaluasi diri) tidak ada manfaatnya jika tidak ada ridho dari Alloh.