Ada ungkapan, dari sebuah buah, anda akan
mengetahui kualitas pohonnya. Rosululloh bagaimana mendidik, kita bisa lihat
dari kualitas sahabat. Kalau kualitas mereka baik, sebagai teladan, tentu sang
guru berkualitas baik juga. Berikut beberapa hal yang mempengaruhi keberhasilan rosululah
mendidik para sahabat.
Memerintahkan semua umatnya agar senantiasa
menuntut ilmu, senantisa belajar. Bahkan beliau mewanti-wanti agar terhidar
dari kebodohan. Semuanya menerimanya dengan jelas dan tak ada keraguan. Siapa yang
punya ilmu seakan akan ada kewajiban untuk menyebarkannya. Apa saja yang
dilakukan rosul sebagai sosok guru teladan, berikut ini penjelasannya.
Pertama, memerintahkan untuk selalu belajar,
jaminan mendapatkan pahala yang luar biasa bagi yang belajar. Barang siapa yang
berjalan dengan tujuan menuntut ilmu maka Alloh akan memudahan baginya untuk
masuk surga, dan tidak akan berkumpul suatu kaum di rumah Alloh (masjid) atau
di suatu majelis, mereka membacakan kitab Alloh kemudian mengkajianya dengan
mendalam, kecuali mendapatkan 5 faedah dan kebaikan-kebaikan, yaitu :
a. Akan turun
kepada mereka ketenangan jiwa
b. Akan diliputi
rahmat Alloh SWT
c. Akan dikelilingi
oleh para malaikat
d. Alloh akan
menyebut mereka di majelis di sisi Alloh (penduduk langit)
e. Tidak akan
berdiri (selesai) kecuali semua mendapat ampunan dari Alloh.
Hadist lain, ada usaha yang luar biasa seorang sahabat
dalm mencari ilmu. Untuk 1 hadis saja rela menempuh dari Madinah ke Damaskus. Abu
Ddar’da waktu itu berada di damskus. Berkatalah, wahai saudaraku, apa yang
menjadi alasan engkau menemui saya. Orang itu berkata, hanya untuk memastikan 1
hadist yang sampai ke saya. Apakah hanya untuk 1 urusan itu saja atau ada
urusan lain? Tidak hanya untuk 1 hadis saja. Apa ada urusan perdaganagn? Tidak.
Sesungguhnya, barang siapa yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu, maka
Alloh memudahkan masuk surga dan para malaikat meletakkan sayap nya (dengan suka rela) untuk para pencari
ilmu, yang alim dimintai ampunan semua
penduduk bumi dan langit. Keutamaan orang alim itu lebih baik dari pada orang
ahli ibadah. Perbandingannya sepeti keisitimewaan rembulan dibanding dengan planet
lain yang tidak berinsr. Ulama pewarias nanbi, nabi tdk mewaeiskan dinar tapi
hanya imu. Barangsiapa mengambil ilmu, sberarti mengambil sestau yang luar
biasa.
Kedua, usaha Rosul, memerangi kebodohan dan
buta huruf. Dulu ketikan perang badar selesai, banyak orang quraisy menjadi
tawanan perang. Untuk bisa bebas, biasanya harus mengeluarkan harta. Ini yang menarik adalah (belum ada
tandingannya di pemimpin dunia). Seorang tawanan bisa bebas jika 10 pemuda anshor
bebas buta baca tulis. Mengapa kaum anshor, karena mereka sibuk dengan
pertanian, sedikit belajar. Para tawanan
berlomba lomba mencari metode dan media untuk meminterkan 10 pemuda anshor
tersebut.
Ketiga, mewajibkan belajar menuntu ilmu, ini bukan
sekedar perintah biasa. Menuntun ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim baik
laki-laki maupun perempuan. Kalau ingin sholat sah dan diterima, wajib belajar
bagaimana bersuci dan sholat yang benar. Kalau ingin puasa nya diterima, wajib
tahu apa yang membatalkan puasa. Kalau ingin haji diterima, wajib tahu manasik
haji. Jika ingin jual beli yang sukses, wajib tahu ilmunya. Tidak boleh di
pasar kita (umat islam) kecuali orang yang sudah ahli dalam fiqih jual beli.
(umar bin khottob). Apa saja yang halal dan harom di jual bel harus dipahami. Untuk
guru, wajib belajar bagaimana mengajar mendidik yang terbaik, sehingga betul-betul
tujuan belajar tercapai dan menghasilkan luluan yang berkualitas.
Keempat, memberikan ancaman bagi siapapun yang
meninggalkan (enggan) belajar dan mengikuti pembelajaran. Saat di mimbar Rosul
menyampaikan, Kenapa kok ada suatu kaum yang tidak mendidik menasehati mereka
dengan ilmu dan syariat. Mengapa kok ada suatu kaum yng tidak mau menerima
nasihat, mengambil pelajaran. Ini disampaikan berulang kali. Sampai turun dari
mimbar. Menurut para sahabat ini adalah kaum al askariyun, di Yaman. Mereka pinter
tapi tetangganya bodoh-bodoh. Mereka (kaum ini) protes dan menermui rosul. Mengapa
engkau mengatai kami. Kaum yang tidak mau mengajari tetangganya. Rosul tidak
mengiyakan dan tidak mengtidakkan. Rosul hanya menglangi ceramahnya sampai 3x.
Rosul memberi ancaman, jika mereka tetap tidak mau mengajar, akan akan diberi
hukuman. Akhirnya, mereka berkomentar; tunggu 1 tahun, kami akan mencerdaskan
tetangga kami. Kalau 1 tahun engkau belum puas, kami siap dihukum. Telah terlaknat
dari kaum bani isroil, dengan lisan nabi Daud dan nabi Isa, gara-gara kaumnya
berbuat maksiat , melampau batas, dan tidak saling menahan ketika melakukan
kemungkaran. Artinya Rosul memberia ancaman tidak hanya di akhirat, tapi di
dunia juga bagi yang meninggalkan belajar.
Komentar seorang ulama (Mustofa al Zarqoh),
siapapun yang meninggalkan belajar dan pembelajaran dianggap sebuah
kriminalitas, sebuah tindak pidana, yang berhak mendapatkan hukuman di dunia. Belum
banyak ini dilakukan oleh pemimpin dunia, kecuali Rosululloh. Kita bisa mengambil
pelajaran dari hadis di atas, sebagai berikut:
1.
Rosul tidak menyetujui kalau ada kelompok bodoh
di samping kelompok orang pinter
2.
Rosul menganggap, kalau ada orang bodoh, atau
tidak mau belajar, berarti melanggar perintah Alloh dan syariatnya
3.
Orang yang dalam keadaan bodoh, dipastikan
mendapatan azab dan laknat
4.
Rosul mengumumkan perang dan memberi ancaman
kedua kelompok, kelompok yang tidak mau belajar dan kelompok pinter yang tidak
mau mngajari.
5.
Diberikan waktu 1 tahun yang belum bisa belajar
untuk sampai sukses. Agar kebodohoan itu tidak terjadi pada umat islam.
6.
Rosul tidak pernah menyebuk eksplisit. Hadist tersebut
memberi paradigma penting dan bersifat umum, bahwa setiap kaum seperti akun
askariyun, akan mendapat laknat. Orang seperti itu harus dihindari.
Kelima, senantiasa berlndung dari ilmu yang
tidak bermanfaat. Senantiasa berdoa, ya Aloh aku belindung dari ilmu yang tidak
bermanfaat, dari hati yang tidak khusuk, dari jiwa yang idakk tenang dan dari
doa yang tidak mustajabah. Tjelas bahwa ilmu itu harus bermanfaat. Doa lain, ajarkan
kami ilmu yang bermanfaat.