Membelokkan jawaban yang diminta penanya. Jawaban ini lebih bermanfaat dan lebih dibutuhkan oleh penanya. Bagaimana hebatnya seorang Rosul melihat ada sesuatu yang lebih bermanafaat bagi si penanya. Berikut contoh-contohnya
Contoh 1. Ada seorang laki-laki bertanya pada Rosul. Kapan hari kiamat itu terjadi? Rosul tidak langsung memberikan jawaban,
tetapi Rosul memberi jawaban yang lebih penting dari pertanyaan itu. Rosul
bersabda apa yang sudah kamu siapkan untuk menghadapi hari kiamat itu?. Apa kamu
siap jika itu terjadi saat ini? Dalam riwayat lain, laki-laki tersebut ditanya
kembali oleh Rosul, beliau tertunduk, merenung, kemudian menjawab, wahai rosul
aku tidak menyiapkan banyak dari ibadah sholat, puasa, shodaqoh (tentu ini
bukan yg wajib, tapi yang sunnah), tapi saya mencintai Alloh dan Rosulnya. Kemudian
Rosul berkata kamu bersama orang-orang yang kamu cintai. Sahabat yang
mendengarkan merasa senang sekali. jawaban pendek tapi menyenangkan semuanya yang
hadir saat itu.
Metode Ini disebut juga dengan metode orang
bijak, karena memberikan jawaban yang tidak diminta, tapi itu lebih bermanfaat
untuk penanya. Tidak semua pertanyaan dijawab langsung. Apa yang paling
bermanfaat bagi penanya.
Pelajaran dari hadist di atas adalah (1)
memberikan berita gembira, fadhilah mencintai orang-orang sholeh (pilihan) dengan
harapan bisa bertemu dengan mereka di syurga nanti. Imam Syafi’i; saya
mencintai orang-orang sholeh (baik yang masih hidup atau yang sudah meninggal) dan
saya bukan diantara mereka, dan saya berharap semoga saya mendapatkan syafaat
dari Alloh melalui mereka. Mengapa beliau mengatakan dia bukan orang sholeh?,
karena tawadhu’nya beliau.
Bagaimana sahabat itu mencintai Alloh dan Rosul
itu bukan sekedar ucapan saja, tapi sepenuh hati. Misal, Bilal, ketika
mendekati ajal, beliau di samping istrinya. Istri nya berkata; Wahai bilal, kamu
kok kelihatan gembira, padahal sakit keras, kok tidak tampak sedih sama sekali?
apa jawab bilal?, besok saya akan ketemu dengan orang-orang yang saya cintai,
yaitu nabi Muhammad dan Abu Bakar.
Contoh lain, kejadian di Uhud, saat umat islam
terdesak. Abu Thalhah al Anshory, menjadi tameng hidup bagi panah – panah yang
dilesatkan kaum kafir. Beliau berkata demi bpak dan ibuku, mohon kepala rosul
menunduk saja jangan mendongak ke atas. Krena saat itu rosul ingin melhat kondisi sahabat. Tangan Abu
Thalhah tidak bisa bergerak karena saking banyaknya panah yang tertancap. Begitu
cintanya pada Rosul.
Contoh lain, Kholid bin Ma’dah. Dia bertemu
sahabat tapi belum pernah bertemu Rosul. Dia rindu sekali. anaknya bercerita, bahwa
ayahnya senantiasa bersenandung ketika mau tidur. Dia berkata Rosul dan sahabat
adalah asal saya dan termasuk keluarga saya, saya sangat merindukan mereka. Ya
Alloh jika engkau berkehendak, segerakan wafat saya, agar saya bisa bertemu
segera dengan mereka, begitu setiap malam sampai capek terlelap tidur.
Pelajaran 2, kehati-hatian. Jangan sampai kita mencintai ahli kufur dan ahli maksiat. Karena kita akan berkumpul dengan mereka di neraka. Kumpulkanlah orang-orang yang dholim dengan pasangan-pasangan mereka. Berilah petunjuk ke neraka jahim. Yang dimaksud pasangan adalah orang-orang yang berperilaku sama dengan mereka. Pelaku riba akan dikumpulkan dengan orang yang riba, begitu juga pelaku zina, pelaku minum khomr. Setiap sesuatu itu akan dipasangkan sesuai dengan bentuk amalnya, dan sebaliknya. Orang-orang yang mencintai karena Alloh akan dikumpulan di syurga. Yang mencintai syetan akan dikumpulkan di neraka.
Kemanakah hatimu akan mencinta? Seandainya kita
mencintai orang maksiat walau di medsos dengan hanya nya memberi like, jempol dan sebagainya, maka kita akan
dikumpulkan dengan mereka, sebaliknya jika kita mencintai orang beriman
(kontent yang baik) , kita akan dikumpulkan dengan mereka juga. Anas bin Malik;
sungguh kami tidak sesenang ini (setelah masuk islam). Kesenangan yang yang
luar biasa, adalah ketika mendengar sabda, kamu bersama orang yang kamu cintai.
Saya cinta rosul dan abu bakar meskipun saya belum mampu melakukan amal seperti
yang mereka kerjakan.
Hadist 2, ada seseorang bertanya, wahai Rosul,
apa yang saya pakai ketika ihrom?. Tentu biasanya kita akan jawab, pakai ini
pakai ini. Tetapi Rosul menjawab, jangan memakai baju dan segala sesuatu yang
di atas kepala, tidak memakai celana dan jaket, jangan memakai baju yang diberi
wangi-wangian. Artinya ini yang lebih dibutuhkan oleh penanya. Untuk perempuan,
tidak pakai cadar (penutup wajah) dan tidak pakai sarung tangan (menutupi telapak
tangan). Hikmahnya, kita boleh pakai apa saja kecuali yang dilarang, seperti di
atas. Misal pakai kacamata, boleh. Pakai arloji juga boleh.
Hadist 3. Dari abu musa al Asyari. Ada orang kampung mendatangi Rosul. Wahai Rosululloh, ada orang laki-laki yang perang untuk mencari harta rampasan perang, ada yang agar menjadi terkenal, dianggap pahlawan, ada tipe lain yang bertujuan untuk diperlihatkan posisinya, sebagai seorang yang kuat agar dilihat banyak orang. Pertanyaannya menarik. Perhatikan seakan-akan ada 3 pilihan. Siapa diantara mereka yang termasuk berperang di jalan Alloh?. Rosul menjawab, (inilah guru yang bijak). Beliaulah, siapapun orang nya yang berperang agar kalimat Alloh menjadi lebih tinggi dari yang lain, maka dialah yang termasuk berperang di jalan Alloh.
Penjelasan hadist tersebut. Yang penting adalah
niat, itu ada di hati. Harus diutamakan. Niat agar ikhlas diterima Alloh, maka
harus meninggikan kalimat Alloh. Adapun yang lain-lainnya adalah bonus saja,
dilihat niat pertama nya. Oleh karenanya banyak sahabat yang berkata, saya
tidak peduli jika saya tidak terkenal. Saya tidak peduli jika tidak ada orang
yang melihat saya, yang penting saya niat karena Alloh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar