Apa yang Anda makan lima hari
yang lalu? Apa warna pakaian yang Anda kenakan 10 hari yang lalu? Kemungkinan
besar kita susah menjawabnya. Mengapa? Karena kita lupa. Mengapa kita lupa?
Iya, karena menurut kita, itu tidaklah penting. Itu hal remeh dan tidak perlu
untuk diingat. Sebenarnya, begitu kita bangun tidur, saat indera bekerja, ratusan
informasi masuk ke otak kita. Begitu juga saat kita naik motor di jalan raya.
Ribuan informasi masuk ke memori kita setiap detik. Tetapi ketika ditanya, apa
warna mobil yang 5 menit lalu melintas? Kita tidak akan ingat. Mengapa? Sekali
lagi, karena itu tidak penting.
Hal yang sama juga berlaku bagi
siswa di kelas. Siswa pastilah tidak ingat apa yang di lakukan teman sebangkunya
empat hari yang lalu. Bahkan mungkin juga siswa tidak ingat lagi apa yang
diucapkan sang guru beberapa hari yang lalu. Ribuan informasi masuk ke memori
kita setiap hari, baik yang berupa verbal maupun visual. Namun semua itu kita
lupakan begitu saja. Hanya informasi yang kita anggap penting saja, yang kita
simpan di dalam otak kita.
Memang, informasi terus menerus memasuki pikiran kita
melalui indera kita. Kebanyakan informasi itu langsung dibuang. Kita tidak
menyadari begitu banyak informasi yang masuk. Sebagian disimpan dalam ingatan,
dan kemudian dilupakan. Namun sebagian informasi dipertahankan jauh lebih
lama. Mungkin sepanjang usia kita.
Komponen utama sistem memori yang
ditemui oleh informasi yang masuk ialah rekaman indera. Rekaman indera (sensory
register) ini menerima informasi dalam jumlah besar dari masing-masing
indera (penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman, dan rasa) dan menahannya
dalam waktu yang singkat, tidak lebih dari beberapa detik. Jika tidak ada
informasi yang ditahan, informasi ini akan cepat hilang.
Agar informasi penting menetap
lebih lama di otak kita, maka pertama, orang harus memberikan perhatian ke
informasi itu. Kedua, diperlukan waktu untuk membawa informasi ke dalam
kesadaran. Dengan bahasa sederhana, agar kita hafal di luar kepala, maka kita
harus fokus pada informasi itu dan selalu mengulang-ulangnya. Jika tidak,
informasi itu akan segera menguap. Ternyata butuh waktu yang panjang dan proses
yang rumit untuk mengingat sesuatu.
Namun, ada satu jenis ‘mengingat’
yang unik, yang sering disebut dengan flashbulp memory, dimana
kejadian peristiwa penting mematrikan memory terutama visual dan auditory ke
dalam pikiran seseorang. Memori jenis ini mampu membekas dan bertahan lama di
otak, walaupun kita awalnya tidak menaruh perhatian penuh pada suatu
peristiwa. Memori jenis ini juga tidak memerlukan waktu yang lama untuk
menyimpan ke dalam otak secara permanen. Contoh memori ini adalah ingatan kita
pada peristiwa penting dalam hidup kita. Misal, kita mengingat detil kejadian
saat kita mendengar kabar mendadak bahwa ibu kita meninggal. contoh lain adalah ketika seseorang mengalami kecelakaan tragis, hampir meninggal. Orang yang mengalami sendiri peristiwa bom bali, dan sebagainya. Tentu orang tersebut akan hafal
secara otomatis, jam berapa terjadinya, saat itu sedang melakukan apa, bersamaan saat itu terjadi peristiwa apa dan seterusnya.
Nah, kita bisa membuat flashbulp
memory ketika kita berada di depan kelas. Caranya, buatlah kejutan-kejutan,
sehingga siswa ingat apa yang akan kita ajarkan. Buatlah momen yang mengesankan
ketika proses belajar mengajar. Akan menjadi lebih baik lagi jika seorang guru
mampu membuat setiap siswanya spesial dengan cara meng create
momen yang tidak akan dilupakan siswa, walau siswa itu sudah menjadi alumni.
Kami tahu ini tidak mudah, tapi bukan mustahil untuk dilakukan. Selamat
mencoba, dan rasakan dampaknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar