Kita bersekolah pasti mempunyai
tujuan tertentu. Kita makan, minum, berekreasi juga memiliki tujuan. Tulisan
ini dibuat mempunyai tujuan juga. Anda membaca tulisan inipun pasti mempunyai
tujuan. Begitupun dengan hadirnya kita di alam nyata ini. Alloh SWT mencipta
kita beserta seluruh perangkat yang menyertainya juga mempunyai TUJUAN. Tidak
mungkin sang Khaliq melengkapi kita dengan indra, akal dan batin begitu saja
tanpa ada tujuan yang jelas.
Mengenai hidup, ada dua hal yang
mendasar, yakni tujuan hidup dan kebutuhan hidup. Umumnya orang mati-matian
mengejar kebutuhan hidup. Siang malam bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup. Cekcok
dan perangpun juga dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup. Sampai-sampai tujuan
hidup yang sebenarnya terlupakan.
Kebutuhan hidup sendiri jika
dipenuhi tidak akan pernah tercukupi, karena hakikat manusia yang tidak pernah
puas. Ada 2 macam kebutuhan hidup, yakni kebutuhan hidup jasmani dan kebutuhan
hidup yang bersifat fitriyah. Kebutuhan jasmani sifatnya mutlak dan mendesak. Apabila
tidak dipenuhi akan menyebabkan kematian. Seperti makan dan minum. Asupan makanan
diperlukan untuk menghasilkan energi untuk beraktifitas. Jika sudah terpenuhi
kelangsungan metabolisme tubuh terjaga. Kebutuhan ini tidak banyak. Rata-rata
manusia dibelahan bumi manapun hampir sama. Paling 2-3 piring sekali makan.
Kebutuhan fitriyah adalah
kebutuhan yang melekat karena fitrah manusia. Cirinya, jika tidak terpenuhi
tidak apa-apa. Tidak menyebabkan kematian, hanya gelisah saja. Seperti kebutuhan
bertuhan. Secara fitrah manusia mengakui ada sesuatu yang maha di luar dirinya.
Pohon besar dianggap lebih hebat dari dirinya, sehingga pohon disembah. Gunung
dianggap lebih kuat, sehingga ada yang menyembah gunung. Begitupun matahari,
uang bahkan patung dan seterusnya. Contoh berikutnya adalah pasangan hidup. Secara
fitrah, manusia membutuhkan pasangan hidung agar hidupnya tentram. Begitu juga
kebutuhan akan ilmu dan pengetahuan.
Seringkali kita mengejar
kebutuhan hidup seperti di atas. Kebutuhan makan, pakaian, rumah, rekreasi,
pasangan hidup, dan kendaraan. 24 jam 7 hari dan setahun penuh kita fokus memikirkan
kebutuhan hidup ini. Seluruh energi banyak tersedot untuk memenuhinya. Jika
kita renungkan, sesungguhnya kebutuhan hidup ini tidak akan terpuaskan. Mestinya
kita harus mengejar TUJUAN hidup bukan KEBUTUHAN hidup. Untuk kebutuhan hidup SECUKUPNYA
saja, tidak usah berlebihan. Enaknya makanan hanya diujung lidah. Apapun jenis
kekayaannya, manusia tidurnya juga sama.
Oleh karenanya sederhanakan kebutuhan hidup.
Justru Tujuan hidup lah yang
seharusnya kita kejar mati-matian. Ada 4 macam tujuan hidup manusia (QS. Al Asr
: 3) yakni (1) beriman, (2) beramal sholih, (3) berdakwah, dan (4) bersabar.
Apapun yang kita lakukan di dunia ini tapi ujungnya iman tidak bertambah, maka
akan jadi sia-sia. Iman itu abstrak. Tidak bisa diwarisi dan diwariskan. Dia
juga tidak dapat diperjual beli. Dia tidak ada dipuncak gunung, di dalam
samudra, atau di lautan api. Tidak ada yang tahu bentuk dan warna iman. Dengan
ikhtiar serius kita akan bisa merasakan lezatnya iman.
Iman saja ternyata tidak cukup. Perlu
diwujudkan dengan amal sholeh. Pribadi agung yang tidak menyusahkan apalagi
menyakiti orang lain akan terbentuk. Selanjutnya dibutuhkan berdakawah agar
nilai-nilai kebaikan diketahui dan dilaksanakan oleh banyak orang. Kalau amal
sholeh berkaitan dengan diri sendiri secara pribadi, namun kalau berdakwah
berkaitan dengan jiwa sosial yang berhubungan orang di luar diri kita.
Ketiga hal tujuan hidup di atas,
iman, amal sholeh dan dakwah membutuhkan satu hal agar terlaksana dengan
sempurna, yaitu SABAR. Dalam beriman perlu bersabar. Fluktuasi iman jika tidak
diiringi dengan kesabaran maka cenderung mendegradasi iman. Sabar dalam
beribadah perlu, sehingga tidak terburu-buru. Sabar dalam menjauhi larangan
juga perlu, agar terhindar dari kenistaan. Sabar dalam istiqomah berinfaq juga
perlu. Sabar berbuat baik pada ibu bapak juga perlu. Begitupun dalam berdakawah,
juga harus sabar. Tidak bisa kita mengharapakan hasil seketika, ketika kita
berdakawah. Bisa jadi hasil itu akan nampak manakala dakwah itu di lanjutkan
oleh orang lain. Jadi sabar bukan hanya terkait ketika tertimpa musibah saja.
Sebagai penutup, kita akan
menyimpulkan. Hidup ini memiliki tujuan. Oleh karenanya kita harus mengejar
TUJUAN HIDUP bukan KEBUTUHAN HIDUP. Cukup dengan menyederhanakan kebutuhan
hidup, maka energi lain akan bisa kita fokuskan untuk memenuhi tujuan hidup.
Setujukah Anda?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar