Senin, 23 Oktober 2017

Kartu Pelajar, Masih perlukah?


Sebagai kartu identitas siswa, Kartu Tanda pelajar (KTP) ini tidaklah begitu sakti. Umumnya sangat jarang digunakan. Setelah dicetak disimpan rapi. Paling-paling diintegrasikan dengan kartu perpustakaan sekolah. Artinya pinjam buku harus menunjukkan KTP tersebut. Menurut mereka, KTP hanya buat gagah-gagahan di dompet siswa. Seragam sekolah sudah dianggap mewakili identitas pelajar.

Pada zamannya nanti KTPini akan jadi mahal. Kartu untuk siswa ini akan multiguna dan powerfull. Setiap pagi mahasiswa checkclock masuk sekolah dengan menggesekkan kartu ini. Semenit kemudian HP orang tua berbunyi. Ada kabar dari sekolah bahwa anaknya sudah tiba di sekolah jam sekian menit sekian. Begitu juga pada saat jam pulang. Tanpa repot dan khawatir, ortu dapat mendeteksi keberadaan anaknya.

Untuk membayar SPP pun tidak perlu antri dengan menenteng Kartu SPP. Cukup digesekkan, maka saldo akan berkurang dan SPP bulan tersebut terbayarkan. Selanjutnya ada kiriman berita kepada ortu bahwa si anak telah membayar. Konsekuensinya jika saldo tidak mencukupi maka kartu ini tidak berfungsi. Siswa tidak bisa hadir di sekolah, karena sistem tidak bisa menerima. Walau secara fisik siswa berada di sekolah namun, secara presensi tidak dianggap hadir, karena tidak bisa checkclock datang maupun pulang.

Pada saat jam istirahat, tidak perlu membawa uang cash. KTP cukup ditempelakan di layar monitor yang berisi gambar menu makanan dan minuman. Selang beberapa menit kemudian, akan diantar makanan dan minuman sesuai gambar yang ditap oleh kartu itu. Tentu jika saldo masih mencukupi. Praktis dan ekonomis. Orang tua tidak perlu membawakan uang tunai dengan resiko takut kehilangan, dirampok atau dicopet.

Pada saat ujian, kartu ini juga berfungsi penting. Dia sebagai pengganti kartu ujian. Cukup digesekkan, maka soal di layar monitor akan dimunculkan. Soal akan diacak dengan durasi waktu yang berjalan mundur. Tiap siswa menerima soal yang sama namun dengan urutan yang berbeda. Ini meminimalisir kecurangan. Semenit setelah ujian selesai, wajah siswa akan berubah. Bisa tersenyum bisa juga manyun. Mengapa? Karena hasil ujian langsung ditampilkan, tanpa menunggu berhari-hari untuk dikoreksi sang guru. Beberapa menit kemudian orang tua juga mendapatkan laporan melalui smartphone nya tentang hasil ujian anaknya.

Andai tidak puas dengan perpustakann sekolah, siswa juga bisa ke perpustakaan kota/negara yang aksesnya 24 jam. Cukup dengan menggesekkan KTP tersebut. Bisa masuk dan pinjam buku. Tanpa perlu ada kartu anggota perpustakaan. KTP itu sudah terkoneksi dengan instansi lain. Bisa buat belanja atau bayar tiket bola, tiket bioskop, tiket pertunjukkan dan lain-lain. Karena kartu pelajar sudah menjadi e-money. Enak bukan?


Nah, jika kartu pelajar masih konvensional, tentu keberadaannya perlu dipertimbangkan lagi. Jika sudah terkoneksi, maka berhati-hatilah. NIK (Nomor Induk Siswa) dan PINnya (sebagai Password) akan menjadi barang berharga. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar