Sebagai kartu identitas siswa, Kartu Tanda pelajar (KTP) ini tidaklah begitu sakti. Umumnya sangat jarang digunakan. Setelah dicetak disimpan rapi. Paling-paling diintegrasikan dengan kartu perpustakaan sekolah. Artinya pinjam buku harus menunjukkan KTP tersebut. Menurut mereka, KTP hanya buat gagah-gagahan di dompet siswa. Seragam sekolah sudah dianggap mewakili identitas pelajar.
Pada zamannya nanti KTPini akan jadi mahal. Kartu untuk
siswa ini akan multiguna dan powerfull.
Setiap pagi mahasiswa checkclock
masuk sekolah dengan menggesekkan kartu ini. Semenit kemudian HP orang tua
berbunyi. Ada kabar dari sekolah bahwa anaknya sudah tiba di sekolah jam sekian
menit sekian. Begitu juga pada saat jam pulang. Tanpa repot dan khawatir, ortu
dapat mendeteksi keberadaan anaknya.
Untuk membayar SPP pun tidak perlu antri dengan menenteng
Kartu SPP. Cukup digesekkan, maka saldo akan berkurang dan SPP bulan tersebut
terbayarkan. Selanjutnya ada kiriman berita kepada ortu bahwa si anak telah
membayar. Konsekuensinya jika saldo tidak mencukupi maka kartu ini tidak
berfungsi. Siswa tidak bisa hadir di sekolah, karena sistem tidak bisa
menerima. Walau secara fisik siswa berada di sekolah namun, secara presensi
tidak dianggap hadir, karena tidak bisa checkclock
datang maupun pulang.
Pada saat jam istirahat, tidak perlu membawa uang cash. KTP cukup ditempelakan di layar
monitor yang berisi gambar menu makanan dan minuman. Selang beberapa menit
kemudian, akan diantar makanan dan minuman sesuai gambar yang ditap oleh kartu
itu. Tentu jika saldo masih mencukupi. Praktis dan ekonomis. Orang tua tidak
perlu membawakan uang tunai dengan resiko takut kehilangan, dirampok atau
dicopet.
Pada saat ujian, kartu ini juga berfungsi penting. Dia
sebagai pengganti kartu ujian. Cukup digesekkan, maka soal di layar monitor
akan dimunculkan. Soal akan diacak dengan durasi waktu yang berjalan mundur. Tiap
siswa menerima soal yang sama namun dengan urutan yang berbeda. Ini
meminimalisir kecurangan. Semenit setelah ujian selesai, wajah siswa akan
berubah. Bisa tersenyum bisa juga manyun. Mengapa? Karena hasil ujian langsung
ditampilkan, tanpa menunggu berhari-hari untuk dikoreksi sang guru. Beberapa menit
kemudian orang tua juga mendapatkan laporan melalui smartphone nya tentang hasil ujian anaknya.
Andai tidak puas dengan perpustakann sekolah, siswa juga
bisa ke perpustakaan kota/negara yang aksesnya 24 jam. Cukup dengan menggesekkan
KTP tersebut. Bisa masuk dan pinjam buku. Tanpa perlu ada kartu anggota
perpustakaan. KTP itu sudah terkoneksi dengan instansi lain. Bisa buat belanja
atau bayar tiket bola, tiket bioskop, tiket pertunjukkan dan lain-lain. Karena
kartu pelajar sudah menjadi e-money. Enak bukan?
Nah, jika kartu pelajar masih konvensional, tentu
keberadaannya perlu dipertimbangkan lagi. Jika sudah terkoneksi, maka
berhati-hatilah. NIK (Nomor Induk Siswa) dan PINnya (sebagai Password) akan menjadi barang berharga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar